Postingan

Aku Takut Jatuh (Lagi)

Gambar
Setelah patah hati pertama ku, hari-hari berikutnya memang tak pernah terasa sama lagi. Kosong. Selalu kosong. Meskipun berkali-kali kucoba membiarkan siapapun masuk dan mencoba menempati, tapi rasanya tak pernah sama. Tak pernah benar-benar terisi. Beberapa orang hanya jadi tamu yang singgah lalu pergi lagi. Sedih? Tidak. juga. Bahkan aku makin tidak peduli. Sering aku bilang pada Bapa ku yang di Surga, "Bapa, saat ini aku kesepian sekali. Aku penasaran siapa yang akan jadi temanku sehidup sampai mati. Aku harap dia salah satu domba Mu " Tentu saja Bapa ku tidak akan langsung menjawab. Aku terus mengatakan hal yang sama setiap kali aku berbicara dengan-Nya. Bahkan aku merayu Bunda ku untuk segera dipertemukan. Hingga suatu hari, satu domba menghampiriku. Dia mulai jadi teman sehari-hariku. Dia mulai mengalihkan perhatianku. Sekarang dia mulai membuatku takut. Aku takut jatuh.

Terkadang

Gambar
Terkadang, aku bertanya-tanya pada Tuhan. Sebenarnya, apa yang aku lakukan di kehidupan ku yang dulu sehingga aku harus merasakan ini dikehidupan ku yang sekarang?   Apakah aku dulu seorang pembunuh? Berapa banyak orang yang aku sakiti? Apakah orang-orang yang aku sakiti juga aku kenal dikehidupanku yang sekarang ini? Karena hidupku sekarang ini terasa seperti sebuah hukuman. Tak pernah tenang. Banyak sekali siksaan yang datang, berbagai macam dan rupa. Namun, lebih sering aku minta pada Tuhan. "Cabut saja nyawaku agar berhenti deritaku"

Aku tidak Merindukan Siapapun

Gambar
Seorang teman yang sekaligus tetangga kost ku sedang bertamu di kamarku. Karena memang sudah akrab, ku abaikan saja apa yang dia lakukan di kamarku, termasuk ketika dia sedang asyik telfonan dengan pacarnya. Sedangkan aku sibuk mengurusi mie goreng yang sedang ku masak di rice cooker. Saat aku sedang meniriskan mie, tiba-tiba dia bertanya "Sha, bagimana kabar mantanmu?" Aku menengok dan hanya mengucapkan "ha?", tanda agar ia mengulangi pertanyaannya takut-takut kalau aku salah dengar. "Mantanmu. Kamu sama sekali sudah nggak kontekan sama dia?" "Nggak" "Kenapa?" Aku mendengus kesal mendengar pertanyaan retoris yang dia ajukan, "Ya buat apa?" "Tidakkah kamu merindukan dia?" Senyum miringku hanya menjadi jawab yang kuberikan atas pertanyaannya. Apakah aku merindukan dia? Tidak Aku hanya rindu saat makan bakso. Aku hanya perlu duduk manis, dan dia akan menyebutkan 'bakso telur pakai mie putih

Gigiku Hilang Dua

Gambar
Setelah sekian lama, akhirnya gue sempet update blog :') Seperti janji sebelumnya, hari ini gue bukan mau posting yang sedih-sedih or galau, tapi mau cerita pengalaman pahit bersama para peri gigi. Yha.. Tulisan ini dibuat setelah gue merasakan sakitnya kehilangan 2 gigi geraham bawah ( first molar ) kanan dan kiri. KOK BISA?

Nona Melankolis yang mencintai Tuan Plegmatis

Gambar
" Setelah ada kejadian begini, kenapa baru melankolis sekarang?" Aku sedikit tertawa dalam hati mendengar kamu mengatakannya. Bagaimana bisa seseorang tiba-tiba mempunyai kepribadian melankolis setelah tertimpa musibah atau masalah? Lucu. Biar ku jelaskan, ya, Tuan Plegmatis. Sejak dulu aku adalah melankolis. Sangat jelas terlihat dalam kehidupan sehari-hariku. Seorang melankolis tak mungkin punya banyak teman dan mampu menjadi pusat perhatian. Mereka lebih suka diam dan menyendiri, mengobservasi. Mereka hanya dapat bercerita pada orang yang sangaaatt mereka percaya (seperti aku yang terlalu mempercayaimu misalnya). Tidak seperti kepribadianmu, Tuan. Kita punya kepribadian yang sangat berbenturan. Kamu mudah bergaul dan selalu jadi pusat perhatian. Kamu super sabar & bijaksana. Banyak sekali orang yang nyaman berteman dengan kamu. Bahkan sejak pertama kali bertemu kamu aku juga merasakan betapa nyamannya ada di dekat kamu. Kamu selalu saja bisa memberika

Aku ini, kenapa?

Gambar
Kita sedang sangat bahagia saat itu. Tertawa dan berpegangan tangan seolah hanya ada kita di dunia. Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku. " mbak, bangun mbak, ini pergantian jaga, ini ada............ ", kemudian aku tak bisa mendengar lagi apa yang ia katakan. Tiba-tiba saja aku terhempas di ruangan beraroma karbol, diatas ranjang yang dikelilingi beberapa orang dengan pakaian yang serba putih. Tempat ini terasa familiar, tapi apa ya? Aku mencoba mengingat. " sudah minum obatnya belum ?" Hah? Obat apa? " kenapa makanannya belum dihabiskan? " Hah? Makananan apa? Sejak kapan? " tak ada yang menjaga? " Penjaga? Siapa? Tak ada satupun orang yang ku kenali di ruangan ini. Aku hanya mengenali diriku sendiri. Aku ingin sekali bangun, tapi badanku tak bisa ku gerakan. Kupandangi plabot yang selangnya terhubung ke punggung tanganku yang terasa nyeri. Hanya mataku yang bisa mengobservasi kesana kemari, mencoba mengingat apa yang sedang

Random thought

Gambar
Ini hari ke-10 semenjak kau memutuskan untuk diam. Karena tak bisa benar-benar menanyakan keadaanmu, aku berinisiatif untuk mencarinya sendiri. Ya, dengan hanya bermodalkan sesuatu yang kau posting di social media mu. Tapi salah satu teman mencemoohku dan bilang yang aku lakukan ini bodoh. Bisa saja dia katakan seperti itu karena bukan dia yang merasakan rindu, bukan? Dia tak akan mengerti bagaimana rasanya rindu dan penyesalan. Sungguh, kau tak akan bisa memikirkan hal lain jika sedang rindu dan menyesal. Tak percaya? Coba saja. Dari semua hal yang kau posting disana, aku menarik satu kesimpulan. Bahwa, aku benar-benar tak lagi diinginkan . Lucu sekali melihat kau mengatakan bahwa pesanku sangat mengganggu. Atau saat kau memposting sesuatu yang mengatakan seolah-olah kamu "sedang sendiri". Untuk apa? Menarik perhatian? Saat kau masih bersamaku, kamu pun memang sudah menutupi hubungan kita, kan? Sejak dulu aku memang tak diharapkan. Bukan aku cinta yang ada dihatimu.