Gadis Bodoh

Aku. Seorang gadis bodoh yang tidak melihat gajah di depan mata, namun bisa melihat semut di seberang sana.

Aku. Seorang gadis bodoh yang keras kepala dan terobsesi memiliki hati seorang pangeran.

Aku. Seorang gadis bodoh yang mengharapkan kasih sayang dari orang yang tak ku kenal, dan mengabaikan kasih sayang dari orang yang ku kenal.

Aku. Seorang gadis bodoh yang tidak peduli akan perhatian-perhatian kecil disekitarku. Lalu ketika perhatian itu menghilang, aku jadi kesepian.


Sudah ku bilang aku ini gadis bodoh.
Disaat perhatian-perhatian kecil kau berikan padaku, aku tak pernah mempedulikannya dan malah memperhatikan pangeran yang jauh disana.
Seorang pangeran yang tak ku kenal, yang selalu ku pedulikan, tetapi ia tak mempedulikan aku, bahkan mungkin menganggapku tidak ada.
Biarpun aku selalu diabaikan, ke-keras kepala-an ku ini membuat aku ingin terus menyelidiki sang "pangeran misterius".
Tapi aku lelah. Aku ingin menyerah.
Ketika suatu saat, aku menyadari satu hal.. Satu yang ku abaikan.. Satu perhatian yang berbeda dari perhatian yang lainnya.. Perhatian dari seseorang.. Seseorang yang mungkin, mengamati setiap gerak-gerik ku. MUNGKIN.

Aku mulai menyukaimu.
Dan aku mulai mengalihkan perhatianku dari "pangeran misterius" ke kamu.
Sepertinya orang itu tak lagi pantas ku sebut "pangeran misterius", mungkin cukup dengan orang yang misterius.
Sekarang lupakan orang itu, dan ingatlah kamu :)
Sudah berapa lama hal ini berlangsung ? Aku tak tahu. Aku takpernah menghitung waktu jika sedang bersama kamu, walaupun hanya lewat percakapan di aplikasi LINE Chat ataupun Dirrect Message di Twitter.
Tapi suatu saat kamu berubah. Malam itu kamu tak lagi mengirim pesan padaku. Padahal aku tahu kamu hadir di Timeline. Ada apa ? Kamu tak seperti biasanya.
Mungkin adat dan kebiasaan bahwa "Laki-laki yang mulai lebih dulu", harus ku ganti menjadi "Siapa saja boleh mulai lebih dulu". Kini ku beranikan diri untuk mengirim pesan untukmu. Agak sedikit lama waktu yang ku butuhkan untuk meenerima balasan dari kamu.
Aku mulai bosan menunggu. Lalu seketika muncul bulatan biru disamping gambar amplop surat. Ku harapkan itu balasan dari kamu yang bisa ku gunakan sebagai obat penghilang rindu.
Tapi ternyata... jauh dari yang diharapkan. Jauh dari kesan ramah yang biasanya kau berikan padaku. Ada apa ? Aku sudah berhenti mengejar orang misterius yang selalu kamu cemburu-kan itu. Lalu apa ? Apakah kamu mulai bosan ? Katakanlah jika kamu memang bosan. Jangan buat aku menunggu kamu berubah, padahal hal itu tidak akan terjadi. Jangan berikan aku harapan yang jika dipukul, nyaring bunyinya. Aku muak dengan hal itu. Lalu apa ? Apakah kamu sudah menemukan yang lebih baik dari ku ? Yang tidak mengabaikan perhatian dan perasaanmu ? Katakanlah jika kamu memang sudah menemukan orang itu. Jangan buat aku terus berharap. Aku lelah karena terus berharap.

Ku sadari lagi satu hal.
Rasanya aku tak ingin kehilangan kamu. Aku tak ingin jauh dari kamu. Aku tak ingin kehilangan lelucon mu.
Oh.. Mungkinkah ?
Tapi mengapa baru ku sadari sekarang ? Ya.. Karena aku gadis bodoh tanpa radar yang bisa menangkap sinyal.
Mungkinkah ?
Sepertinya memang iya.
Aku mulai menyayangimu.