Istana dan Bentengnya (2)

Kupikir semuanya akan kembali sempurna, tapi..
Pondasi yang aku buat ternyata tak sekuat yang aku bayangkan. Aku mulai goyah.
Aku tak tahu, tapi ku rasa benteng pertahananku juga sudah kecolongan.
Buktinya, masih ada saja orang yang masuk dan merusak aku, biarpun hanya kerusakan kecil, tapi berakibat fatal.
Orang itu menyayat dan menebarkan benih luka. Sungguh, perih rasanya.
Dan disaat seperti ini, kemana semua penghuni ? Tak adakah yang tahu keadaanku ?
Aku tidak sanggup lagi menahan rasa sakitnya.
Puing-puing kecil mulai berjatuhan.
Aku mulai runtuh sedikit demi sedikit dengan sendirinya.
Segera ku usir semua orang untuk pergi. Aku tak mau ada yang terluka. Cukup aku yang terluka.
Setelah semua orang pergi, ku tutup pintu istana rapat-rapat. Agar tak ada lagi orang yang masuk dan menetap.
Biar ku perbaiki dulu kerusakan diriku.
Biar ku sembuhkan luka dan kulenyapkan rasa sakitku dulu.
Tak mungkin, kan, penghuniku terbunuh karena aku yang tak kuasa menahan diri ?
Pergilah dulu. Jangan ganggu aku.
Biar dulu aku berbenah, agar penghuniku nanti betah.
Biar dulu aku tutup pintu rapat-rapat.
Dan bila nanti kau datang, ketuklah pintuku. Jika ku buka kan, tandanya aku sudah siap dihuni kembali :')
Pergilah