Ketakutan Terbesarku

"hah....."
Ku rebahkan tubuhku diatas kasur tidurku. Kembali ku ingat-ingat apa saja yang terjadi seharian ini.
Hari ini memang sangat melelahkan.
Setelah mengerjakan soal fisika yang..um..cukup membuat gila, sepulang sekolah aku juga harus menyelesaikan urusan yang membuat ku di bentak-bentak ahkir-ahkir ini :') wahai proposal, oh kamu yang aku perjuangkan. Tuh kan aku mulai gila.
Ketidakwarasanku setelah fisika nyaris hilang ketika membaca pesanmu kalau kamu akan datang. Ah senangnya, setidaknya hari ini aku bisa melihat senyummu yang bisa melegakan kepenatanku :3
Ku lihat bocah abu-abu duduk sendiri sambil memainkan handphone nya.
Sebenarnya, kak, ada yang ingin aku ceritakan mengenai teman-temanku. Dengan harap kamu bisa memberi masukan, atau menghina ku sekalian karena aku yang terlalu pengecut hingga down sendiri.
Tapi....
"itu birthday boy maksudnya apa"
Deg!
Andai saja aku punya kemampuan untuk tidak terlihat, atau pindah ke tempat lain dalam hitungan detik seperti jumper. Aku akan cepat menghilang dan pergi dari sini. Ku tulikan telinga dan pura-pura sibuk dengan mainanku. Tanganku kaku dan dingin. Topengku terkoyak, wujudku terungkap. Semua karena kebodohan dan kecerobohan gadis tolol ini.
"Dasar boper, curhatnya di blog"
Lalu, pada siapa lagi aku bisa menceritakan isi hatiku? Adikmu? Iyasih, tapi tak akan seasyik aku menulis disini layaknya diary.
"Boleh kaka cuek?"
Deg!
Apalagi ini ya Tuhan.. Aku tak mau dengar, aku tetap sibuk dengan game ku.
"Hei jawab, kaka itung ya 1.. 2.. 3.. 4.. 5.."
Hitung saja sampai hitungan hukuman. Tak berpengaruh lagi padaku. Lalu kamu berhenti pada hitungan ke sembilan. "Parah, kaka dicuekin" Memangnya apa yang harus aku perbuat? Menjawabnya pun ku rasa tak perlu lagi. Tak mungkin aku membuat yang hancur menjadi semakin parah. Pada ahkirnya kamu akan jijik dan ilfeel sendiri, bukan? Biasanya sih seperti itu. Lalu kamu akan menganggap aku seolah tidak nyata, seperti yang kamu lakukan pada Mawar. Tidak kok, tidak. Aku tak akan seperti Mawar. Aku tetaplah aku. Aku tak seberani itu karena overdosis akan kamu.
Hari ini, topeng ku terungkap. Penyamaran yang selama ini ku susun rapi, ketahuan. Yang ku lakukan tinggal menghadapi ketakutan terbesarku. Ketika kamu mulai menjauh dan menganggapku tiada.
Ingat tidak, aku pernah bertanya padamu bagaimana caranya agar menjadi dewasa? Dan jawabmu "kamu harus merasakan kenyataan terpahit". Ketahuilah, kak, kenyataan terpahitku adalah kamu.
Maafkan gadis lugu yang bodoh ini telah lancang membuat tulisan tentang kamu. Aku yang telah lupa rasanya jatuh cinta sudah kehabisan ide untuk meringankan hati yang akan meledak.
Karena ketakutan terbesarku
adalah kamu..