to Birthday Boy

Di atas kertas-kertas soal latihan yang berserakan, aku yang bodoh ini tidak ingin mengungkapkan banyak hal. Walaupun sebisa mungkin aku berusaha tidak menulis banyak hal tentangmu, tapi ku yakin tulisan ini akan terdiri dari beberapa paragraf yang tentunya tak akan pernah terbaca olehmu.
Selamat ulang tahun, kak..
Semoga tidak terlambat. Aku hanya ingin di umurmu yang semakin bertambah ini, kamu tumbuh menjadi pribadi yang menurut pada perkataan orang tua, mencintai adik perempuanmu, mengemban tanggung jawab sebagai seorang kakak, dan mampu menjaga hati perempuan yang ada di hatimu saat ini.

Hampir satu tahun setelah pertemuan kita, dan selama itu pun aku tidak pernah berani mengungkapkan yang sebenarnya ku rasakan selama ini. Ada rasa sesak yang selalu kurasakan, rasa takut kehilangan yang tak pernah ku pahami.
Sejak bertemu dengan mu, aku tak meminta banyak hal selain bisa terus dekat denganmu.
Setiap bertemu denganmu, kamu berubah menjadi apapun yang ku takutkan.
Setiap melihatmu aku layaknya patung yang tak bisa menggerakan seluruh organ tubuhku.
Entah mengapa kamu selalu tampak mempesona meskipun kamu mungkin tak menyadari bahwa gadis ini telah mencintaimu dengan sangat berani.
Ini memang salahku jatuh cinta padamu, yang tak bisa menerima kenyataan bahwa kita memang tak bisa bersatu.
Sungguh, aku hanyalah perempuan yang takut kegelapan. Sementara kamu adalah cahaya di ujung terowongan, yang sulit ku gapai..
Selamat ulang tahun, kakak, yang sebenarnya ingin kuanggap lebih dari seorang kakak..
dari adikmu
yang juga penggemar rahasiamu
yang pengecut