Masih ada Dia di Hatimu

Kamu tiba-tiba datang tanpa seizinku, tanpa permisi terlebih dahulu. Kamu datang begitu saja mengisi hari-hariku. Kamu datang saat aku mulai menyerah dan tak ingin lagi percaya akan cinta.
Kamu dewasa, dan sangat berbanding terbalik dengan aku yang cengeng dan kekanak-kanakan. Entahlah, semakin hari aku mengenalmu, semakin nyaman pula aku di dekatmu. Perhatian kecilmu, celotehmu, sikap dewasamu membuat aku semakin percaya bahwa rasa ini memang hadir karena kamu.
Namun keyakinanku menipis saat aku tahu masih ada dia disana, di hatimu. Begitu istimewanyakah dia hingga kamu masih saja menyimpannya dalam hatimu meskipun sudah lama berpisah?
Meskipun berkali kali kamu katakan bahwa hatimu hanya untukku, tapi dari matamu, aku tahu kau masih mengharapnya hadir bersamamu. Meskipun berkali-kali kamu katakan bahwa kamu telah memilihku, namun aku tahu hatimu tak sepenuhnya untukku. Mungkin tak akan pernah seutuhnya, selama dia masih ada disitu, dihatimu.

Rasanya sakit. Rasanya pilu ketika kau masih sering membicarakannya. Memang aku yang terlalu bodoh dan terlalu lancang. Aku selalu menduga-duga memang masih ada dia di hatimu. Jika memang begitu nyatanya, mengapa kau berikan harapan untukku? Bukankah itu hanya mengajarkanku tentang rasa sakit?
Perasaanku kini sebegitu hebatnya hingga aku tak mungkin membiarkan kamu pergi begitu saja.
Buat apa kau meminta aku mengisi kekosongan hatimu jika nyatanya hatimu belum sepenuhnya kosong.
Kau tahu masih ada dia disana, di hatimu. Meski kau selalu mengelak, aku tetap tahu, matamu tak bisa membohongiku. Aku tahu bagaimana kau berusaha untuk tak membahasnya, berusaha untuk tak mengingatnya.
Apa aku hanya sekedar pelarian untukmu? Pelarian ketika dia tak bisa selalu bisa hadir disetiap harimu?
Masih ada dia disana.. dihatimu