Mengapa Kita Berbeda




"Aku teringat perkataan ibumu"

"Apa?"

"Ya, bahwa masih banyak laki-laki di Gerejamu" 

SUNGGUH. Aku benci ketika kau mulai membicarakan hal itu.


Aku terdiam menatap langit-langit kamarku. Aku memikirkan betapa aku sangat menyayangimu.

Aku sedih saat teringat bahwa aku pergi ke Gereja dan kamu menuju Masjid.
Saat aku membuka Alkitab dan kamu membuka Alquran.
Saat aku menggenggam Rosario dan kamu menggenggam Tasbih.
Saat aku membuat tanda salib dan kamu mengucapkan "Bismillah".
Saat aku menyanyikan Pujian dan kamu melanturkan Shalawat.
Saat aku mengucapkan "Syalom" dan kamu mengucapkan "Assalamualaikum".
Saat aku mengatakan "Puji Tuhan" dan kamu mengatakan "Alhamdulillah".
Saat kita harus berjarak karena perbedaan.
Saat kita bersama meski ada jurang ditengah kita.
 
Mengapa? Mengapa Tuhan mempertemukan dan mempersatukan aku dan kamu yang berbeda bila sebenarnya kita hanya akan dipisahkan?

Aku tak ingin keluar dari agama megahku.
Aku tak bisa mengorbankan Yesusku demi duniaku.
Aku tak bisa mengingkari janjiku.
Aku tak bisa jauh dari Tuhanku dan Gerejaku.
Aku tak terbiasa tanpa semuanya.
Aku juga tau bila berpacaran dengan orang yang berbeda keyakinan tidak ada anjurannya. Dan aku cukup paham bahwa aku tidak bisa menikahi pria yang berbeda keyakinan.

Pikirku entah tak berarah, hanya ada kenangan-kenangan yang sudah terlewatkan berdua. Aku selalu takut bagaimana nanti jika sudah waktunya tiba, jalan kita terpaksa berpisah. Perpisahan yang tak pernah ku harapkan adanya.

Apakah kita yang berbeda tak bisa bersama?

Pertanyaan yang sama selalu terbesit dalam benak, kutanyakan tanpa henti pada Yesus di hatiku. Menerka teka-teki Tuhan yang sangat rapi tersimpan, rahasia Tuhan yang tak berhak ku cari tahu. Aku hanya perlu menunggu untuk tujuan yang tak pernah kutau ujung dan ahkirnya.
Ku genggam liontin salib kecil kalung yang melingkar di leherku, tanganku bergetar. Selalu ada harapan-harapan dalam diamku. Ada rasa nyeri di dadaku yang aku tahu sebab dari rasa itu. Apakah dua keyakinan tak bisa menjadi satu? Mengapa cinta tak bisa menyatukan dua keyakinan yang berbeda? Bukankah Tuhan  hanya satu? Mengapa anak manusia membuatnya berbeda? Bertubi-tubi pertanyaan i tu berjajar di pikiranku, mencoba mencari jawaban, namun tak pernah menemukan.

Meski itu, ketahuilah..
kamu adalah yang terindah dari semua yang terindah, dan kamu akan tetap menjadi yang terindah diantara yang terindah. Karena Tuhanmu menciptakan kamu sangatlah indah.
Sekarang, bila aku jatuh cinta, bila aku terlanjur sayang, apalah dayaku?
Apakah Tuhanmu akan marah jika aku mencintai dan menyayangimu?
Bisa tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umatNya mencintai hambaNya?

Aku berbisik kecil pada Yesus di hatiku, "Tuhan.. mengapa aku dan dia tak sama? Mengapa kita berbeda?"