Aku tidak Merindukan Siapapun


Seorang teman yang sekaligus tetangga kost ku sedang bertamu di kamarku. Karena memang sudah akrab, ku abaikan saja apa yang dia lakukan di kamarku, termasuk ketika dia sedang asyik telfonan dengan pacarnya. Sedangkan aku sibuk mengurusi mie goreng yang sedang ku masak di rice cooker.
Saat aku sedang meniriskan mie, tiba-tiba dia bertanya

"Sha, bagimana kabar mantanmu?"

Aku menengok dan hanya mengucapkan "ha?", tanda agar ia mengulangi pertanyaannya takut-takut kalau aku salah dengar.

"Mantanmu. Kamu sama sekali sudah nggak kontekan sama dia?"

"Nggak"

"Kenapa?"

Aku mendengus kesal mendengar pertanyaan retoris yang dia ajukan, "Ya buat apa?"

"Tidakkah kamu merindukan dia?"

Senyum miringku hanya menjadi jawab yang kuberikan atas pertanyaannya.

Apakah aku merindukan dia? Tidak
Aku hanya rindu saat makan bakso. Aku hanya perlu duduk manis, dan dia akan menyebutkan 'bakso telur pakai mie putih, sayurnya yang banyak' sebagai menu pilihanku.
Aku hanya rindu melihat seseorang yang cengar-cengir saat aku membukakan pintu.
Aku hanya rindu ada yang datang dan menemaniku mengerjakan tugas meski akhirnya ketiduran.
Aku hanya rindu mendengar ada yang mengatakan 'belum makan kan? pesen gofood gih'
Aku hanya rindu makan sate padang dipertigaan jalan dekat gang.
Aku hanya rindu makan ice cream mochi di depan warung.
Aku hanya rindu dipeluk saat aku lelah seusai praktik dinas di rumah sakit.
Aku hanya rindu bisa bercerita panjang lebar tentang kegiatanku seharian dan tetap disimak sampai akhir meski sambil menahan kantuk.

Aku tidak merindukan siapapun.
Aku hanya merindukan, adanya seseorang yang bisa melakukan semua itu.

Muluk sekali ya?

Komentar